Memaksimalkan Ibadah Puasa Ramadhan




Berikut akan diberikan bagaimana cara Memaksimalkan Ibadah Puasa Ramadhan, Tausiyah ini di ambil dari detikRamadan oleh Rikza Maulan Lc M Ag. So simak dengan baik wacana di bawah ini semoga menjadi manfaat di dunia dan akhirat.
Dari Sahl bin Sa’d As-Sa’idi RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya di dalam surga terdapat satu pintu yang disebut dengan Bab ar-Rayan. Akan masuk dari pintu tersebut orang-orang yang berpuasa pada hari kiamat dan tidak akan ada seorang pun yang masuk dari pintu tersebut kecuali mereka. Dikatakan, ‘Di manakah orang-orang yang berpuasa?’ Lalu mereka berdiri. Tidak dapat masuk melalui pintu tersebut kecuali mereka. Apabila mereka telah masuk, pintu tersebut ditutup. Dan tidak seorang pun dapat masuk melalui pintu tersebut (kecuali mereka).” (HR Bukhari &Muslim)
Terdapat beberapa hikmah mendalam yang dapat dipetik dari hadis ini, di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Bahwa Allah SWT demikian memuliakan sha’imin dan sha’imat hingga menyediakan satu pintu khusus di surga yang diperuntukkan hanya bagi mereka-mereka yang menjalankan ibadah puasa. Hal ini menunjukkan bahwa ibadah puasa bukanlah sebuah ibadah yang biasa-biasa saja. Namun ibadah puasa memiliki manzilah (posisi) yang sangat mulia di sisi Allah SWT, yang dapat mengantarkan pelakunya masuk ke dalam surga melalui Bab ar-Rayan (pintu ar-Rayan).
2. Oleh karena itulah, penting bagi kita semua untuk menjalankan ibadah puasa secara maksimal, dalam artian mengikuti segala ketentuan hukum yang telah ditetapkan Allah SWT dan Rasulullah Saw. Jangan sampai kita telah bersusah payah menjalan ibadah puasa, namun ternyata kita tidak berhak masuk surga dari pintu ar-Rayan, dikarenakan puasa kita tidak mengikuti ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan baik dalam Al Qur-an maupun As-Sunnah. Di antara ketentuan yang perlu diperhatikan dalam menjalankan ibadah puasa adalah sebagai berikut:
a) Memiliki tekad yang kuat, dan niat yang ikhlas semata-mata mengharap keridhaan Allah SWT. Ibadah puasa Ramadhan merupakan ibadah yang langsung akan diberikan pahala oleh Allah SWT sendiri. Oleh karenanya perlu penekanan pada sisi keikhlasan dalam menjalankannya, yaitu semata-mata hanya mengharap keridhaan Allah SWT. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah SAW: Dari Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah SAW bersabda, Allah SWT berfirman, “Semua amal ibadah anak Adam adalah untuknya kecuali puasa. Karena puasa itu adalah untuk-Ku dan Akulah yang akan memberikanpahala padanya.” (HR Bukhari)
b) Menginapkan niat, minimal sejak sebelum fajar. Berbeda dengan puasa sunnah yang diperbolehkan untuk berniat setelah terbitnya fajar, dalam puasa Ramadhan, disyaratkan untuk ‘memabitkan’ (baca; menginapkan) niat sejak malam hari, atau minimal sejak sebelum terbit fajar. Rasulullah Saw. bersabda: Dari Hafsah RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang tidak memabitkan puasa sejak sebelum fajar, maka tiada puasa baginya.” (HR Nasa’i)‏
c) Makan Sahur. Selain berfungsi untuk memberikan kekuatan selama menjalankan ibadah puasa, sahur merupakan sunnah yang sangat dianjurkan untuk dilaksanakan. Karena dalam sahur terdapat ‘keberkahan’ dari Allah SWT, yang mungkin tidak terdapat pada waktu-waktu yang lain. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah SAW: Dari Anas bin Malik RA, bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Makan sahurlah Kalian, karena sesungguhnya pada makan sahur itu terdapat keberkahannya.” (HR Bukhari)‏
d) Mengakhirkan sahur. Sahur dianjurkan untuk diakhirkan hingga menjelang waktu subuh. Dalam sebuah hadits diriwayatkan: Dari Anas bin Malik RA bahwasanya Zaid bin Tsabit menyampaikan padanya bahwasanya mereka sahur bersama Rasulullah SAW, kemudian mereka bangkit untuk melaksanakan sholat. “Aku (Anas bin Malik) bertanya, “Berapa jarak antara keduanya (antara sahur dan shalat)? Zaid berkata, “Sekitar 50 atau 60-an ayat”. (HR Bukhari)‏
e) Banyak beristighfar pada waktu-waktu sahur (sebelum subuh)‏. Waktu sahur (sebelum subuh atau sepertiga malam terakhir), merupakan waktu-waktu yang sangat baik untuk bermunajat kepada Allah SWT, sebagaimana firman-Nya: “Dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun (kepada Allah).” (QS Addzariyat (51): 18)
Oleh karenanya, hendaknya di waktu-waktu tersebut, kita mengurangi ‘tertawa’, dan memperbanyak istighfar dalam munajat kepada Allah SWT, atau diisi dengan membaca Al-Quran serta berdzikir memuji keagungan Allah SWT.
Dari Abu Hurairah RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang mendirikan Ramadhan (salat tarawih), dengan keimanan dan keikhlasan, akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR BukhariMuslim)‏

Penulis : Umar Bin Sara ~ Sebuah blog yang menyediakan berbagai macam informasi

Artikel Memaksimalkan Ibadah Puasa Ramadhan ini dipublish oleh Umar Bin Sara pada hari Kamis, 19 Juli 2012. Semoga artikel ini dapat bermanfaat.Terimakasih atas kunjungan Anda silahkan tinggalkan komentar.sudah ada 1komentar: di postingan Memaksimalkan Ibadah Puasa Ramadhan
 

1 komentar:

  1. semoa niat kita tetap lurus dan istiqomah sehingga ibadah yang kita lakukan juga benar. niat yang ikhlas adalah sebuah keharusan. makasih artikelnya

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...